Tulang Bawang – Situasi politik di Kabupaten Tulang Bawang memanas setelah beredarnya foto Ketua PC Muslimat NU, Sholeha, yang mendukung pasangan calon bupati petahana Winarti-Reynata. Foto tersebut viral di media sosial dan memicu spekulasi bahwa dukungan ini terkait dugaan sakit hati terhadap pasangan calon nomor urut dua, Qudrotul-Hankam.
Sholeha, yang sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Tulang Bawang berpasangan dengan Syarnubi, diduga memiliki tuntutan tertentu yang tak terealisasi. Hal ini disinyalir menjadi alasan perubahan arah dukungannya pada pemilihan bupati tahun ini.
Gentur Sumedi, perwakilan dari tim pasangan calon nomor urut dua, membenarkan adanya penawaran kerja sama yang diajukan oleh pihak Muslimat NU. Ia mengungkapkan bahwa draf kerja sama tersebut cukup detail.
“Memang benar ada tawaran kerja sama dari PC Muslimat NU. Cuman saya tidak begitu paham isi detailnya. Tapi yang saya baca, ada banyak poin permintaan yang diajukan, ” ujar Gentur Sumedi.
Dalam draf tersebut, Muslimat NU mengajukan beberapa permintaan, di antaranya pembangunan gedung dan tanah untuk organisasi, program insentif bagi hafidz dan hafidzah, hingga dana hibah tahunan untuk mendukung operasional 15 PAC dan 147 ranting. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup program umrah bersama bupati serta fasilitas kendaraan operasional dan alat peraga kampanye (APK).
Baca juga:
Tony Rosyid: Jangan Ada Revolusi Lagi
|
Dugaan adanya tekanan politik ini menuai kritik dari berbagai pihak. Ketua Laskar Merah Putih Kabupaten Tulang Bawang, Harry Oktavia, SH, mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara organisasi seperti Muslimat NU bergerak di ranah politik.
“Organisasi seharusnya menjadi mitra pemerintah, bukan alat politik. Saya heran, organisasi sebagus ini malah menawarkan diri jadi tim sukses dengan berbagai tuntutan. Kesannya ibu-ibu dijadikan alat jualan politik. Ini sangat disayangkan, ” ujar Harry Oktavia.
Harry menambahkan bahwa organisasi keagamaan memiliki tanggung jawab moral untuk berjalan selaras dengan program pemerintah tanpa menekan kekuasaan demi keuntungan tertentu.
“Organisasi seperti Muslimat NU seharusnya fokus pada visi keagamaan dan sosial, bukan terlibat dalam praktik politik yang justru merusak citra mereka, ” tambahnya.
Situasi ini kian menarik perhatian publik, terutama dengan adanya dugaan bahwa Sholeha memilih mendukung pasangan Winarti-Reynata sebagai bentuk kekecewaan karena permintaannya tidak dipenuhi oleh pasangan calon nomor urut dua.
Ketua Muslimat NU belum memberikan pernyataan resmi terkait beredarnya foto tersebut maupun isu di balik dukungannya. Di sisi lain, publik menantikan langkah lebih lanjut dari pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi polemik ini.
Dengan waktu kampanye yang telah usaidan masuk minggu tenang, dinamika politik di Tulang Bawang diperkirakan akan terus memanas. Persaingan antar pasangan calon pun semakin ketat, terlebih dengan isu-isu sensitif yang mencuat ke permukaan.(idhr)